KITA YANG BERBEDA
Sore yang sangat membosankan, sepertinya sudah tidak ada lagi yang menarik di kota ini. Aku sudah rindu dengan kampung halamanku. Kulemparkan ingatan menuju beberapa tahun yang lalu. Bagaimana sekarang keadaanmu? Apakah sudah bertemu dengan seorang yang bisa membahagiakanmu? Ah, jangan sampai belum. Aku tidak ingin bila hatimu masih menantiku yang sangat bodoh ini. Kuambil ponsel di sakuku dan kucari satu nomor yang setiap 3 hari sekali menelponku. Ku tekan tombol “Panggil” “Halo” “Assalamualaikum?” tanya suara di seberang. “Halo, umi” “Salamnya di jawab dulu mas,” “Waalaikumsalam.” “Ada apa mas? Ngga biasanya nelpon?” “Besok aku pulang.” “Oh, Alhamdulillah. Keluarga disini udah pada kangen.” “Iya mi, doakan saja lancar.” “Amiinnn.” “Yaudah mi, itu aja.” “Iya mas.” “Assalamualaikum.” “Wa’alaikumsalam.” Kututup telpon dan mulai kupersiapkan semua barang yang akan kubawa esok, aku sudah tak sabar lagi untuk berjumpa dengan kota tempat lahirku dan terutama...